Tgl 3 - 5 April 2009 lalu saya sekeluarga pergi ke yogya. Kenapa Yogya? Ada sesuatu yang dikangenin sama Yogya. Kesederhanaan orang-orangnya, suasana kotanya, atmosfir jawanya tuh saya suka. Terakhir saya ke sana 5 atau 6 tahun yang lalu. Makanya waktu suami ngajak pikinik ke yogya, saya seneng banget.
Tgl 3 April
Suami pulang cepat dari kantor. Kami naik flight Air Asia jam 15.30. Raya dan Rania excited banget, karena baru pertama kali naik pesawat.Sejak saya bilang ke anak-anak bahwa kami mau ke Yogya naik pesawat, sejak itulah mereka gak berhenti berceloteh tentang pesawat. Alhamdulillah, cuaca di Jakarta sore itu bagus.
Rupanya, cuaca bagus di Jakarta tidak sejalan dengan di Yogya. Hujan turun deras sekali. Pilot memberitahu bahwa sulit mendarat di Adisucipto. Jika cuaca makin tidak mendukung, maka pesawat akan transit ke Juanda, Surabaya. Duh... saya deg-degan dan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Lumayan lama juga pesawatnya berputar-putar menunggu cuaca membaik. Tapi akhirnya, pilot memberitahu bahwa pesawat bisa landing di Adisucipto. Alhamdulillah...
Jam 17.35 selesai di airport trus kami naik taksi ke Grage Ramayana, hotel tempat kami menginap. Ongkos taksi dari airport ke Jl. Sosrowijayan, Rp.50rb. Sampai di hotel, kami istirahat sebentar lalu karena laper dan hujan mulai reda, kami jalan-jalan ke Malioboro sekalian cari makan. Jadilah kami makan di lesehan. Menunya sama aja kayak warung pinggir jalan depan komplek rumah kami, Pecel lele. Kata suami, jauh-jauh ke Yogya makannya kok kayak di Ciledug. Ya gak pa pa lah, malam pertama ngerasain pecel lelenya Yogya. Harganya sama kayak di Ciledug cuma bedanya disini pake PPN 10% (begitu kata mas penjualnya, mungkin maksudnya PPb I kali yeee). Ya sutralah, itung-itung bantu Pemda Yogya nambah 10% masih wajar. Eh ya, di tempat makan lesehan ini banyak penjual jasa lukis karikatur. Buat yg mo wajahnya dilukis bisa nego dengan tarif per wajah. Kalo yg suka bermuka dua ya bayarnya lebih mahal. Hehehe...
Abis perut kenyang, kami melanjutkan ke UGD Dagadu di Jl. Pakuningratan. Karena cuma punya waktu sebentar, kami gak bisa liat-liat dengan santai. Ini adalah belanja baju tercepat yg pernah saya lakukan. Keluar dari Dagadu udah jam 22.00, trus balik lagi ke hotel untuk tidur.
Tgl 4 April
Matahari ceria banget. Saya udah mulai bikin planning jalan-jalan. Karena cuma punya waktu 1 hari setengah utk jalan-jalan, saya mesti milih-milih lokasi wisata. Pengennya sih semuanya di jalanin, hiks...hiks... tapi gak bisa. Ya udah, akhirnya hari ini tujuan wisatanya adalah Temple tour. Setelah mandi, sarapan dan siap-siap, kami pun berangkat pake mobil rental yg di sewa Rp.300rb selama sepuluh jam. Tujuannya Candi Prambanan, Kaliadem dan Candi Borobudur. Kalo masih ada waktu mampir ke alun-alun.
Candi Prambanan hari ini lagi diperbaiki. Tiap candi belum bisa dimasuki seperti dulu. Karena gempa Yogya, Mei 2006, Prambanan sampai hari ini masih direnovasi. Maklumlah, nggak gampang menyusun lagi replika batu-batuan yg umurnya udah ratusan tahun. Puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan. Oh ya, tiket masuk ke candi Prambanan bisa dibeli pake tiket terusan. Tiket terusannya ada dua, yg satu objek wisata ke Prambanan-Borobudur, yg kedua Prambanan-Borobudur-Boko. Kami beli yg wisata ke Prambanan-Borobudur seharga Rp.24rb per org.
Perjalanan lalu lanjut ke Kaliadem, Cangkringan. Kaliadem dulu adalah tempat wisata kayak Cibodas gitu. Dari Kaliadem, kita bisa liat Merapi dengan jelas. Saya penasaran mau liat bekas muntahannya gunung Merapi. Ternyata, Masya Allah, rumah-rumah deket situ sekarang udah gak keliatan, tertutup pasir. Saya juga ke bunker tempat 2 relawan meninggal waktu Merapi meletus. Serem juga liat tempat itu sekarang, karena ngebayangin kejadian saat itu. Gemuruh Merapi yg mau meletus, ada gempa kecil, trus awan panas yg kayak lari mengejar kita (kecepatan awan panas dengan jarak 1km, bisa sampe dalam hitungan detik). Relawan itu sembunyi dalam bunker yg didalamnya ada tabung oksigen, lampu dan makanan seadanya, ditutup sama pintu yg tebelnya minta ampun dan berlapis-lapis pula. Tapi ternyata, relawan itu ditemukan meninggal, setelah tim SAR menggali lubang bunker karena tertutup pasir dan batu besar setinggi kira2 4 meter. Innalillahi, semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik buat mereka. Amin...
Dari Kaliadem, perjalanan saya lanjutin ke Borobudur. Disini ada peraturan baru. Setiap pengunjung tidak diperbolehkan bawa makanan dan minuman, kecuali untuk bayi. Semua tas makanan dan minuman harus dititipin sama petugas. Borobudur masih terlihat gagah seperti dulu. Hari ini pengunjung tidak terlalu banyak, mungkin karena bukan musim liburan. Matahari panas menyengat. Kalo jalan-jalan ke candi jangan lupa bawa payung atau topi. Rania udah mulai bete kecapekan. Jadi kita cuma sebentar di Borobudur. Dari Borobudur udah jam 15.30. It's time to go back.