Hari ini tumben tukang sayur langganan yang lewat depan rumah membawa daun pisang yang kondisinya masih bagus-bagus. Abangnya menawarkan saya.
"Ini Bu, daun pisangnya masih bagus"
"Masak apa Bang, pake daun pisang begini?"
"Bikin pepes aja Bu. Gampang bikinnnya, cuma pake tahu, jamur, bawang merah, daun salam sama daun kemangi"
"Beneran gampang nih?" "Ada semua nggak bahannya di sini?"
"Ada Bu"
Si Abang langsung repot mencari bahan-bahan yang diperlukan, sambil ngasih tahu ke saya step-step cara membuat pepes tahu. Si Abang kayaknya jago juga masak memasak nih, pikir saya. Setelah semua bahan ada dan saya membayar semua belanjaan, saya mulai browsing mencari tahu keakuratan info dari si Abang sayur. Ternyata 95% betul. Wiihh, mantabs deh si Abang sayur.
Ini dia resepnya:
1 buah tahu putih / cina (dihancurkan)
4 buah jamur putih (diiris tipis)
5 siung bawang merah (diulek)
1/4 sdt garam
1/2 bks masako ayam
1 butir telur ayam
2 lbr sereh (geprek)
3-5 cm lengkuas (geprek)
6 lbr daun salam
6 lbr daun jeruk
6 irisan tomat (dari 1/2 tomat aja)
beberapa lembar daun kemangi
daun pisang untuk membungkus
tusuk gigi untuk menyematkan
Cara membuatnya:
1. Tahu putih dihancurkan, masukkan bawang merah yang sudah diulek, jamur, telur ayam sambil diaduk supaya tercampur rata
2. Masukkan garam, masako, sereh, lengkuas, diaduk lagi
3. Siapkan daun pisang untuk membungkus. Masukkan adonan tahu tadi ke dalam daun pisang, ditambahkan daun salam, daun jeruk, daun kemangi dan tomat. Lalu bungkus dan sematkan dengan tusuk gigi. Masing-masing bungkus ada 1 lembar daun salam, 1 lbr daun kemangi, 1 lbr daun jeruk dan irisan tomat.
4. Kukus sampai matang, kira-kira 15 menit.
Untuk 7 porsi, tapi kalau ukuran tahunya agak besar, bisa dapet lebih banyak kali yaa.
Selamat mecoba!!
Tuesday, November 27, 2012
Saturday, November 24, 2012
Sayur Asem
Lagi asiknya nonton berita pagi di Trans 7, saya dikejutkan suara assalamu'alaikum dari balik pagar rumah. Wa'alaikum salam, jawab saya. Setelah didekati baru terlihat tetangga sebelah rumah. "Mama Rania, ini ada sayur asem, cobain ya. Belum masak kan?" Wah, Alhamdulilah, pagi-pagi sudah dapat kiriman makanan. Setelah berkali-kali mengucapkan terima kasih, saya masuk rumah dan meletakkan sayur yang masih panas dan teri kacang balado di meja makan.
Tetangga sebelah kanan saya ini memang pintar masak. Sering sekali mengirimkan makanan ke rumah, dan hampir semuanya cocok dengan lidah saya dan suami. Makanya saya dan suami selalu bilang masakannya enak-enak. Yang sering dibawakan mulai dari makanan sederhana yang "hommy" seperti sayur asem, teri balado, sayur bayam wortel, tahu isi, terus makanan yang 'kayaknya susah' saya masak seperti kwetiau goreng, ikan lele balado, sampai makanan yang 'kayaknya nggak mungkin' saya masak seperti oseng jantung pisang.
Dulu, setelah saya baru melahirkan, hampir setiap hari saya dibawakan makanan. Saya yang merasa 'tidak enak' dibawakan makanan sering berujar tidak usah repot-repot. Tapi tetap saja makanan itu tidak berhenti mengalir. Alhamdulillah. Momennya memang pas, dimana pagi-pagi merasa kelaparan karena menyusui semalaman, makanan yang siap santap memang yang paling dibutuhkan pada saat itu.
Sesekali saya membalas mengirim makanan juga. Tapi apa sih yang bisa saya antar, saya kan 'kurang bisa' masak, dibanding dia yang pengalamannya lebih banyak. Makanya kalau habis pulang dari bepergian jauh, saya selalu membawakan oleh-oleh untuknya. Lumayan lah, mengurangi rasa 'tidak enak' tadi. Tapi semakin sering saya bawakan oleh-oleh, makin sering juga dia mengantarkan makanan. Hufft... yang tadinya saya merasa 'tidak enak' kok malah jadi 'keenakan'.
Sampai tadi pagi, kebiasaan antar-mengantar makanan masih berlanjut. Alhamdulilah, cuma itu yang bisa saya ucapkan. Semoga itu bisa jadi ladang amal buatnya dan yang pasti jadi bikin perut kenyang buat saya dan keluarga. Alhamdulillah...
Sesekali saya membalas mengirim makanan juga. Tapi apa sih yang bisa saya antar, saya kan 'kurang bisa' masak, dibanding dia yang pengalamannya lebih banyak. Makanya kalau habis pulang dari bepergian jauh, saya selalu membawakan oleh-oleh untuknya. Lumayan lah, mengurangi rasa 'tidak enak' tadi. Tapi semakin sering saya bawakan oleh-oleh, makin sering juga dia mengantarkan makanan. Hufft... yang tadinya saya merasa 'tidak enak' kok malah jadi 'keenakan'.
Sampai tadi pagi, kebiasaan antar-mengantar makanan masih berlanjut. Alhamdulilah, cuma itu yang bisa saya ucapkan. Semoga itu bisa jadi ladang amal buatnya dan yang pasti jadi bikin perut kenyang buat saya dan keluarga. Alhamdulillah...
Wednesday, November 21, 2012
Bukit Pelayangan @Serpong
Sejak Kiki (my bro) menikah, belum pernah lagi keluarga besar saya pergi beramai-ramai. Mumpung lagi long weekend, bersepakatlah saya, my sis, and my bro with the entire family having dinner. Ke mana? sedang dalam proses pencarian. Maklum kami suka dengan makanan sunda dan dengan suasana yang agak "ndeso". Resto yang punya saung dan makanan sunda dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pun jadi pilihan. Setelah browsing dan liat-liat peta (thanks to a friend), ada satu di daerah Bintaro, Talaga Sampireun, dan satu lagi di daerah Serpong, Bukit Pelayangan. Kedua resto ini belum pernah kami kunjungi. Akhirnya disepakati kita ke Talaga Sampireun dulu, mengingat resto ini selalu penuh dikunjungi saat weekend. Kalau nggak kebagian tempat, kita ke Serpong.
Sabtu itu, kami berangkat jam 4 sore. Cuaca mulai mendung. Hmm... kalo makan di saung sambil lihat tetesan hujan bakal jadi romantis banget nih, pikir saya. Tapi itu kalo berdua, nah kalo berame-rame ngajak krucil-krucil ini, malah jadi ajang basah-basahan. Wusshhh.... langsung terbang deh khayalan saya. Kami pergi ber... 1,2,3, ...9,10 eh 11,12. Rada lama ngitungnya, karena ada dua anggota baru di keluarga besar saya, which is baby Renata dan Aunty Nurul. Hore.... prok...pprok. Welcome to the Club....
Pake dua mobil, jadilah kami ber-12 jalan-jalan sore. Sasaran pertama, Talaga Sampireun. Di jalan udah dibahas makanan apa yang mau dipesan. Sampai di Talaga Sampireun, ke meja reservasi, dan ternyata sudah penuh. Duhh... kecewa banget. Udah ngebayangin suasana romantis di situ. Di sini untuk sabtu, minggu dan hari libur memang tidak bisa reservasi via telp, kecuali untuk rombongan di atas 20 org. Sekarang di Talaga Sampireun untuk 10 orang minimal pembelian adalah Rp.800rb. Wiiihhh... lumayan mahal ya untuk kantong saya. Untung deh gak kebagian tempat. Dari situ kami putar balik ke arah tol. Next destination is Serpong.
Resto yang kedua ini nggak jauh jaraknya dari keluar tol Serpong. Bupe Resto, begitu plang papan nama restonya. Masuk ke dalam gang yang cukup dua mobil, kami sampai juga ke sana. Dari tampak luar nggak kelihatan seperti resto disitu (walau memang ada tulisannya), tapi begitu masuk melewati pintu gerbang, baru terlihat ada beberapa rumah-rumahan yang bernuansa sunda dan ada children playground. Kami diterima dengan ramah sekali oleh para pelayan, dan ups hampir saja kami nggak kebagian tempat, karena ternyata tempat untuk tamu lebih dari 10 orang sudah hampir habis di pesan. Alhamdulillah kami masih kebagian tempat.
Setelah duduk dan membaca menu, kami pun memesan : (perlu di rinci gak ya??? iya deh, buat gambaran kalo mau kesana )
1. Gurame kipas Rp.57.500 8. Sayur asem Rp.9.000
2. Gurame asam manis Rp.71.500 9. Lalapan + sambal Rp.8.000
3. Udang lada hitam Rp.42.500 10. Jus rata2 Rp.16.500
4. Cumi goreng Rp.45.000
5. Ikan Kue Bakar Rp.62.500
6. Kangkung Rp.17.500
7. Karedok Rp.15.000
Sambil menunggu makanan dateng, kami maghrib-an dulu dan anak-anak main di playground yang ada di situ. Resto ini view nya bagus. Kayak kita lagi di puncak atau di Lembang gitu. Karena kontur tanah di resto ini berbukit-bukit. Apalagi di tambah suasana malem yang abis ujan, dingiiin. Terus ada kolam ikan berisi ikan-ikan koi yang gede-gede banget (jadi inget alm. ikan koi yang ada di rumah, hiks...). Sayang, saya nggak bisa ngambil foto suasana resto pas malem, karena kemampuan hape saya terbatas hehe... Tapi resto ini kudu dicoba buat yang kangen sama suasana puncak dan gak mau kena macet di Ciawi.
Sabtu itu, kami berangkat jam 4 sore. Cuaca mulai mendung. Hmm... kalo makan di saung sambil lihat tetesan hujan bakal jadi romantis banget nih, pikir saya. Tapi itu kalo berdua, nah kalo berame-rame ngajak krucil-krucil ini, malah jadi ajang basah-basahan. Wusshhh.... langsung terbang deh khayalan saya. Kami pergi ber... 1,2,3, ...9,10 eh 11,12. Rada lama ngitungnya, karena ada dua anggota baru di keluarga besar saya, which is baby Renata dan Aunty Nurul. Hore.... prok...pprok. Welcome to the Club....
Pake dua mobil, jadilah kami ber-12 jalan-jalan sore. Sasaran pertama, Talaga Sampireun. Di jalan udah dibahas makanan apa yang mau dipesan. Sampai di Talaga Sampireun, ke meja reservasi, dan ternyata sudah penuh. Duhh... kecewa banget. Udah ngebayangin suasana romantis di situ. Di sini untuk sabtu, minggu dan hari libur memang tidak bisa reservasi via telp, kecuali untuk rombongan di atas 20 org. Sekarang di Talaga Sampireun untuk 10 orang minimal pembelian adalah Rp.800rb. Wiiihhh... lumayan mahal ya untuk kantong saya. Untung deh gak kebagian tempat. Dari situ kami putar balik ke arah tol. Next destination is Serpong.
Resto yang kedua ini nggak jauh jaraknya dari keluar tol Serpong. Bupe Resto, begitu plang papan nama restonya. Masuk ke dalam gang yang cukup dua mobil, kami sampai juga ke sana. Dari tampak luar nggak kelihatan seperti resto disitu (walau memang ada tulisannya), tapi begitu masuk melewati pintu gerbang, baru terlihat ada beberapa rumah-rumahan yang bernuansa sunda dan ada children playground. Kami diterima dengan ramah sekali oleh para pelayan, dan ups hampir saja kami nggak kebagian tempat, karena ternyata tempat untuk tamu lebih dari 10 orang sudah hampir habis di pesan. Alhamdulillah kami masih kebagian tempat.
Setelah duduk dan membaca menu, kami pun memesan : (perlu di rinci gak ya??? iya deh, buat gambaran kalo mau kesana )
1. Gurame kipas Rp.57.500 8. Sayur asem Rp.9.000
2. Gurame asam manis Rp.71.500 9. Lalapan + sambal Rp.8.000
3. Udang lada hitam Rp.42.500 10. Jus rata2 Rp.16.500
4. Cumi goreng Rp.45.000
5. Ikan Kue Bakar Rp.62.500
6. Kangkung Rp.17.500
7. Karedok Rp.15.000
Mejanya penuh, perutnya juga |
Mom and Dad |
with Mr "M Yasin" |
Antara aku, kau dan papaku |
Aunty Nurul, Rania, Raya and Shaka |
Subscribe to:
Posts (Atom)