Saya mau share satu cerita yang sering saya baca dan terus terang bikin saya menangis terisak-isak tiap kali membacanya. Ini dia, semoga bermanfaat ya.
Surat Terakhir Seorang Supir Truk
Steamboat Mountain adalah pembunuh, dan supir truk yang menyusuri jalan raya, apalagi di musim dingin, memperlakukannya dengan hormat. Dalam suatu perjalanan, aku bertemu dengan polisi dan beberapa mobil derek menarik sisa sebuah mobil menaiki tebing terjal. Aku memarkir trukku dan menghampiri sekelompok supir truk yang diam mengawasi mobil hancur yang mulai muncul dari jurang. Salah seorang polisi, menghampiri kami dan berkata perlahan.
"Saya minta maaf," katanya, "Supirnya sudah meninggal saat kami menemukannya. Ia pasti melampaui jalan ini dua hari yg lalu waktu ada badai salju yang buruk." Ia lalu merogoh saku mantelnya.
"ini... mungkin kalian sebaiknya membaca ini. Rupanya dia masih hidup beberapa jam sebelum mati kedinginan." Polisi itu lalu pergi sambil berlinang air mata, dan inilah bunyi suratnya.
Desember, 1974
Istriku tercinta,
Tak ada orang yg ingin menulis surat seperti ini, tapi aku cukup beruntung memiliki kesempatan untuk mengatakan apa yg sering lupa kukatakan.
Aku mencintaimu, sayang.
Kamu sering berkelakar bahwa aku lebih mencintai truk daripada kamu karena aku lebih banyak menghabiskan waktu dengannya. Aku memang mencintai mesin ini - ia baik padaku. Ia menemaniku dalam masa sulit dan tempat yang sulit. Aku selalu dapat mengandalkannya dalam perjalanan panjang dan ia dapat melaju cepat. Ia tak pernah mengecewakanku.
Tapi tahu tidak? Aku mencintaimu karena alasan yg sama. Kamu juga selalu menemaniku dalam waktu yg sulit dan tempat yang sulit.
Ingat truk pertama kita? Truk rongsokan yang membuat kita selalu bangkrut, tapi yang selalu mengumpulkan cukup uang buat kita makan? Kamu harus mencari pekerjaan supaya kita dapat membayar sewa rumah dan bon tagihan. Setiap sen yang kuhasilkan dipakai untuk truk, sementara uangmu memberi kita makanan dan atap untuk bernaung.
Aku ingat aku pernah mengeluhkan truk itu, tapi aku tak pernah mendengarmu mengeluh waktu pulang kerja dengan lelah dan aku meminta uang darimu untuk pergi lagi. Seandainya pun kamu mengeluh, mungkin aku tak mendengarnya. Aku terlalu terlena oleh masalahku sendiri sehingga tak pernah memikirkan masalahmu.
Aku memikirkannya sekarang, semua yang kau korbankan untukku. Pakaian, liburan, pesta, teman. Kamu tak pernah mengeluh dan entah bagaimana aku tak pernah ingat berterima kasih padamu untuk menjadi dirimu.
Saat aku duduk minum kopi bersama teman-teman, aku selalu membicarakan trukku, kendaraanku, pembayaranku. Rupanya aku lupa bahwa kamu adalah mitraku meskipun kamu tak berada bersamaku. Pengorbanan dan keteguhan hati dari pihakku dan dari pihakmu jugalah yang akhirnya membelikan kita truk baru.
Aku begitu bangga akan truk itu hingga rasanya seperti ingin meledak. Aku bangga akan dirimu juga, tapi tak pernah mengatakannya. Aku menganggap kamu pasti sudah tahu, tapi andai aku melewatkan waktu untuk ngobrol denganmu sama banyaknya dengan waktu untuk memoles trukku, mungkin aku akan mengatakannya.Surat Terakhir Seorang Supir Truk
Steamboat Mountain adalah pembunuh, dan supir truk yang menyusuri jalan raya, apalagi di musim dingin, memperlakukannya dengan hormat. Dalam suatu perjalanan, aku bertemu dengan polisi dan beberapa mobil derek menarik sisa sebuah mobil menaiki tebing terjal. Aku memarkir trukku dan menghampiri sekelompok supir truk yang diam mengawasi mobil hancur yang mulai muncul dari jurang. Salah seorang polisi, menghampiri kami dan berkata perlahan.
"Saya minta maaf," katanya, "Supirnya sudah meninggal saat kami menemukannya. Ia pasti melampaui jalan ini dua hari yg lalu waktu ada badai salju yang buruk." Ia lalu merogoh saku mantelnya.
"ini... mungkin kalian sebaiknya membaca ini. Rupanya dia masih hidup beberapa jam sebelum mati kedinginan." Polisi itu lalu pergi sambil berlinang air mata, dan inilah bunyi suratnya.
Desember, 1974
Istriku tercinta,
Tak ada orang yg ingin menulis surat seperti ini, tapi aku cukup beruntung memiliki kesempatan untuk mengatakan apa yg sering lupa kukatakan.
Aku mencintaimu, sayang.
Kamu sering berkelakar bahwa aku lebih mencintai truk daripada kamu karena aku lebih banyak menghabiskan waktu dengannya. Aku memang mencintai mesin ini - ia baik padaku. Ia menemaniku dalam masa sulit dan tempat yang sulit. Aku selalu dapat mengandalkannya dalam perjalanan panjang dan ia dapat melaju cepat. Ia tak pernah mengecewakanku.
Tapi tahu tidak? Aku mencintaimu karena alasan yg sama. Kamu juga selalu menemaniku dalam waktu yg sulit dan tempat yang sulit.
Ingat truk pertama kita? Truk rongsokan yang membuat kita selalu bangkrut, tapi yang selalu mengumpulkan cukup uang buat kita makan? Kamu harus mencari pekerjaan supaya kita dapat membayar sewa rumah dan bon tagihan. Setiap sen yang kuhasilkan dipakai untuk truk, sementara uangmu memberi kita makanan dan atap untuk bernaung.
Aku ingat aku pernah mengeluhkan truk itu, tapi aku tak pernah mendengarmu mengeluh waktu pulang kerja dengan lelah dan aku meminta uang darimu untuk pergi lagi. Seandainya pun kamu mengeluh, mungkin aku tak mendengarnya. Aku terlalu terlena oleh masalahku sendiri sehingga tak pernah memikirkan masalahmu.
Aku memikirkannya sekarang, semua yang kau korbankan untukku. Pakaian, liburan, pesta, teman. Kamu tak pernah mengeluh dan entah bagaimana aku tak pernah ingat berterima kasih padamu untuk menjadi dirimu.
Saat aku duduk minum kopi bersama teman-teman, aku selalu membicarakan trukku, kendaraanku, pembayaranku. Rupanya aku lupa bahwa kamu adalah mitraku meskipun kamu tak berada bersamaku. Pengorbanan dan keteguhan hati dari pihakku dan dari pihakmu jugalah yang akhirnya membelikan kita truk baru.
Bertahun-tahun aku mendera aspal, aku selalu tahu doamu mengiringiku. Tapi kali ini doa itu tidak cukup. Aku cedera parah. Ini perjalananku yang terakhir dan aku ingin mengatakan semua yang seharusnya kukatakan sebelumnya. Hal yang terlupakan karena aku terlalu sibuk dengan truk dan pekerjaan.
Aku memikirkan ulang tahunmu dan ulang tahun pernikahan kita yang terlupakan. Drama sekolah dan pertandingan hoki yang kau hadiri sendirian karena aku sedang di jalanan. Aku memikirkan malam-malam yang sepi yang kau lewatkan seorang diri, bertanya-tanya dimana aku berada dan bagaimana keadaanmu. Aku memikirkan semua saat aku ingin meneleponmu hanya untuk menyapa tapi tak pernah jadi. Aku memikirkan perasaanku yang damai karena aku tahu kau aman bersama anak-anak, menungguku.
Tiap kali ada makan malam keluarga, kau selalu harus menghabiskan seluruh waktumu untuk menjelaskan kepada orangtuamu mengapa aku tak dapat hadir. Aku sibuk mengganti oli, aku sibuk mencari onderdil, aku sedang tidur karena harus berangkat pagi-pagi besoknya. Selalu ada alasan, tapi rasanya sekarang alasan itu tidak begitu penting.
Waktu kita menikah, kamu tak tahu cara mengganti lampu. Tapi, setelah bertahun-tahun, kamu mampu memperbaiki perapian selagi badai, sementara aku menunggu muatan di Florida. Kamu menjadi montir yang cukup baik, membantuku memperbaiki, dan aku bangga sekali akan dirimu waktu kamu melompat ke dalam truk dan mundur melindas semak mawar.
Aku bangga akan dirimu saat aku masuk ke halaman dan melihatmu tidur di mobil menungguku. Apakah itu jam dua subuh atau jam dua siang, kamu selalu keliahatan seperti seorang bintang film bagiku. Kamu cantik sekali. Mungkin aku tak mengatakan akhir-akhir ini, tapi kamu memang cantik.
Aku banyak berbuat kesalahan dalam hidupku, tapi seandainya aku pernah mengambil satu keputusan bagus, itu adalah saat aku melamarmu. Kamu tak kan pernah bisa mengerti apa yang membuatku terus mengemudikan truk. Aku juga tak mengerti, tapi itulah cara hidupku dan kamu tetap bersamaku. Masa senang, masa susah, kamu selalu ada. Aku mencintaimu, Sayang, dan aku mencintai anak-anak.
Tubuhku sakit, tapi hatiku jauh lebih sakit. Kamu tak akan hadir saat aku mengakhiri perjalanan ini. Untuk pertama kalinya sejak kita bersama, aku benar-benar sendirian dan aku merasa takut. Aku sangat membutuhkanmu, dan aku tahu sudah terlambat.
Lucu juga ya, tapi yang kumiliki sekarang adalah truk ini. Truk terkutuk ini yang mengatur hidup kita begitu lama. Baja rongsok tempatku hidup selama bertahun-tahun. Tapi truk ini tak dapat membalas cintaku. Hanya kamu yang bisa.
Kamu beribu mil jauhnya, tapi aku merasakan dirimu bersamaku disini. Aku dapat melihat wajahmu dan merasakan cintamu dan aku takut melakukan perjalanan terakhir ini sendirian.
Katakanlah pada anak-anak bahwa aku sangat mencintai mereka dan jangan izinkan mereka bekerja sebagai supir truk.
Mungkin cuma itu, Manis. Ya Tuhan, aku betul-betul mencintaimu. Jagalah dirimu dan ingatlah selalu bahwa aku mencintaimu melebihi segala yang ada dalam hidup ini. Aku cuma lupa mengatakannya.
Aku mencintaimu,
Bill
Hikz...hikz....sampe ngilu say bacanya.tx y
ReplyDelete