Monday, December 31, 2012

One More Hour to 2013

"Semarang, Solo dan Yogya aja."
 "Banyak bener. Nggak kecapekan ngajak anak-anak?" 
"Hmmm... kayaknya sih nggak. Mereka dah terbiasa pergi pergi dan nggak masalah berlama-lama di jalan"
"Naik apa?"
"Bawa mobil aja biar irit. Lagian kita bisa mampir-mampir ke tempat sodara dan temen-temen kan"
"Oke lah, kamu atur aja. Yang penting nggak melebihi budget ya."
"Siap boss."

Dan disinilah saya sekarang. Menghabiskan malam tahun baru di sebuah penginapan di daerah Janti, Yogya. Bersama suami dan anak-anak. Setelah tadi pagi check out dari sebuah penginapan di Semarang, sekarang kami ingin menikmati liburan akhir tahun di sini, di kota yang selalu bikin kangen dan nggak pernah nge-bosenin. Masih ada 3 malam lagi yang ingin kami habiskan di sini. Let's enjoy the moment. It is always a pleasure, fun and great opportunity spending holiday in this city. 

Happy New Year..... Selamat Tahun Baru 2013
Semoga di tahun depan kita mendapatkan semua yang terbaik yang Allah berikan untuk kita...


Saturday, December 22, 2012

Hari Ibu 2012

Hari ibu ya hari ini???
Kangen sama Ibu, kangen sama Mama. Saya dapet kejutan hari ini. Yang pertama, dapet gambar dari Ran dan Raya. Mereka bikin semalem. Pantesan kamar dikunci aja,  mereka berdua bikin gambar sebagai hadiah Hari Ibu untuk saya. Senangnya dan terharu juga nih. ^_^

dari Ran
dari Raya

Yang kedua baca status di FB suami, yang dicopas dari SocMed temennya. Begini isinya:

Ibu Ainun Habibie :
"Mengapa saya tidak bekerja ?
Bukankah saya dokter? Memang.
Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.
Namun saya pikir : buat apa uang tambahan 
dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu 
jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak
bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?
Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional
jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri,
saya bentuk pribadinya sendiri ?
Anak saya akan tidak memiliki ibu.
Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak,
seimbangkah orang tua kehilangan anak,
dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?
Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan.
Bertahun- tahun kami bertiga hidup begitu."

Jangan biarkan Anak-anakmu hanya bersama pengasuh mereka.
Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya?
Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai
berumah tangga.
Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh
beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah2an ini bisa jadi penyemangat dan jawaban
utk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak2nya.
Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga
& anak2 bisa tumbuh dgn penuh perhatian,
tdk hanya dalam hal akademik,
tp jg utk mendidik agamanya,
karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang2 hebat,
selalu ada pengorbanan dari orang2 yang berada dibelakangnya,
yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah.
Berbanggalah Engkau sang Ibu Rumah Tangga,
karena itulah pekerjaan seorang wanita yg paling mulia....

#buat istriku yg ibu rumah tangga...



Hmm jadi tambah terharu nih...
Thank you for you all. Doakan saya semoga saya selalu istiqomah menjalaninya. Amin..

Thursday, December 20, 2012

Rencana Liburan


Merencanakan perjalanan liburan anak-anak memang susah susah gampang. Saya termasuk orang yang suka bikin planning.Untuk mengisi liburan sekolah sudah saya rencanakan jauh-jauh hari, 2 bulan sebelumnya, (lama benerrr ya...) walaupun baru sebatas wacana dengan suami, tapi di kepala saya sudah tergambar apa yang akan dilakukan. Yang paling penting..ting adalah menyiapkan budgeting. Whoaaa... ini yang paling alot diskusinya sama suami. Harus bener-bener komprehensif (halah... apaan tuh). Kalo nggak sepakat bisa nggak jadi liburannya.

Setelah budget ok, diapprove, mulailah mengatur kemana akan pergi. Kalo budgetnya cukup, syukur-syukur bisa keluar kota beberapa hari, kalo nggak cukup ya di dalam kota aja, ceritanya city tour. Kalau liburannya keluar kota rada ribet ya, karena harus mikirin transportasi, jarak tempuh, penginapan (kalo perginya lama), tempat makan. Udah gitu biar dapet harga murah kudu booking jauh2 hari, karena bermasalah dengan peak season/high season. Maklum liburan sekolah, semua orang mau refreshing ngajak anaknya jalan-jalan.

The most important thing is tempat liburan harus disesuaikan dengan keinginan anak-anak. Jangan cuma kemauan orang tuanya aja. Mereka juga perlu refreshing di tempat yang mereka bisa nikmati, so nggak ada salahnya mendengarkan keinginan mereka.

Happy holiday...

Tips untuk Liburan Dalam Kota

Tips untuk para orang tua yang ingin mengajak anaknya liburan di dalam kota

1. Tentukan tujuan dan budget
Liburan di dalam kota memang tidak serumit keluar kota, tapi harus diperhitungkan juga besarnya budget yang akan dikeluarkan. Walaupun di dalam kota, banyak juga tempat wisata yang boleh dibilang mahal. Jadi,  pertimbangkan baik-baik, berapa budget yang disiapkan dan apa saja tempat wisata yang akan didatangi.


2. Buat rincian tempat yang akan didatangi
Cobalah browsing mencari tahu tempat wisata yang akan didatangi, misalnya lokasinya dimana, berapa lama perjalanan, berapa harga tiket masuk, apa saja yang bisa dilihat dan dinikmati. Jangan lupa baca juga ulasan orang-orang yang pernah datang ke sana.
3. Siapkan back-up plan
Ini diperlukan untuk berjaga-jaga, seandainya tempat yang akan didatangi macet atau penuh sesak. Berdasarkan pengalaman saya nih, pernah mau jalan-jalan ke Kebun Binatang, tapi karena diperjalanan macet total akhirnya kami berubah haluan ke tempat wisata lain.

4. Siapkan perlengkapan
Untuk yang berniat piknik (gelar tikar), siapkan makanan yang nggak rempong. Ribet juga kalo bawaan makanan segambreng kayak mau jualan. Bawa tiker sendiri lebih bersih daripada harus sewa. Kalo punya bayi, jangan lupa pake losion anti gatal atau anti nyamuk. Jangan lupa juga bawa alat-alat permainan untuk mengisi waktu luang (kalo saya sih lebih seneng leyeh-leyeh sambil baca buku di bawah pohon).
Kalau mau mengunjungi museum, siapin aja kamera foto, karena biasanya museum identik dengan bangunan kuno dan bersejarah. 
Jangan lupa minum vitamin supaya anak-anak nggak cepet capek.

Happy holiday...

Wednesday, December 12, 2012

BB oh BB

Teringat lagi kejadian dua minggu lalu. Ada istrinya temen nanya,
"Mbak, pin BB nya berapa?".
"Saya nggak pake BB nih." 
"O, gitu ya."

Trus kenapa kalo saya nggak punya BB, jadi nggak bisa temenan ya sama saya. Duh, kasian deh (saya). Masak gara-gara nggak punya BB jadi terbatas pertemanannya. Jadi rada sewot juga, kalo emang dia mau temenan kenapa nggak nanya nomor HP saya aja. Kan bisa ngobrol or sms-an juga. Apa sekarang udah nggak jaman ya telp langsung??

Pernah juga saya ditanya begitu di sekolah Raya. Yang bertanya salah satu orang tua murid. Jawaban saya tetap sama. Dia bilang kalo ada BB bisa ikutan groupnya. "Nanti kita bisa tahu Bun, perkembangan terbaru di sekolah, bisa ngobrol sama orang tua murid yang lain". Mulut saya cuma membundar denger penjelasannya. Trus kalo saya nggak ikutan group, saya nggak tahu kabar terbaru di sekolah gitu? Sigh....

Takjub memang dengan fenomena BB di Indonesia. Di negara lain nggak laku, tapi kenapa di sini hampir semua orang pake. Padahal bayar bulanan kalo cuma dipake chat aja kan sayang. Bukannya mendingan pake HP android ya? Fasilitas Wi-fi kan udah dimana-mana. Di komplek perumahan aja udah banyak. 

Buat saya yang FTM alias Ibu rumah tangga, punya BB itu nggak penting-penting amat. Toh saya masih bisa browsing, chat, nge-blog via komputer di rumah, tanpa harus kemana-mana di "Ping" sama BB. Bukannya saya nggak mau ngikutin trend (nggak mau apa nggak pernah?), tapi saya menakar kebutuhan saya. 

So, buat kenalan-kenalan baru, saya jelasin lagi ya, saya nggak punya BB. Jadi kalo masih pada niat mau temenan sama saya, saya punya nomor HP kok, saya juga punya e-mail dan FB atau blog. Kita tetep bisa keep in touch tanpa BB.

Kalaupun pada saatnya nanti saya ditawari suami untuk ganti HP (ngarep), saya lebih memilih HP android aja deh.